8 Foto tentang Kariya

Akhir Maret ini bertepatan dengan 8 tahun masa tinggalku di kota Kariya. Kariya ini kota kecil di prefektur Aichi, tak jauh dari ibu kota prefektur Nagoya. Dengan menggunakan kereta listrik special rapid JR, stasiun Nagoya bisa ditempuh hanya sekitar 15 menit dari stasiun Kariya.

Lewat 8 foto yang kuambil sendiri dan ditampilkan di bawah ini, aku ingin memberikan kesanku tentang kota Kariya.

Continue reading

Kabur!

Tujuan Aikido adalah mempertahankan diri tanpa melukai lawan tanding.
Dulu pernah ikut workshop Aikido yang menghadirkan seorang kakek level Dan 8 dari perkumpulan Aikikai untuk tanya jawab.
Ada yang bertanya, “teknik apa yang paling efektif untuk menghadapi keroyokan lawan bersenjata?”
Si kakek cuma jawab, “Nigete!” alias kabur.
Hadirin pada ketawa, tapi si kakek sambil senyum malah bilang, “Saya nggak melucu loh, Aikido pada prinsip dasarnya untuk mempertahankan diri tanpa melukai lawan. Kalau dikeroyok lawan bersenjata, yang paling efektif ya melarikan diri.”
Kalau sudah kabur, lawan mengejar dan anda sudah terdesak tak bisa kabur lagi, barulah pakai teknik ini..itu..dll.

Busyet, baru sadar kalau Aikido itu bukan cuma seni beladiri tapi juga memasukkan ajaran pasifis Shinto sekte Omoto-kyo.

Karena pendiri Aikido, Ueshiba Morihei selain praktisi Jujitsu, beliau memasukkan meditasi dan ajaran sekte Omoto-kyo ke dalam teknik Jujitsu sehingga tidak seofensif Jujitsu pada umumnya. Lahirlah aliran Aikido yang lebih pasifis dibanding Jujitsu.

Gempa Tensho Penyelamat Tokugawa

Beberapa minggu lalu saat siang hari, saya nonton acara NHK yang membahas tentang sejarah gempa di Jepang.
Tadinya saya menduga program TV selama satu jam ini bakalan membosankan. Bayangkan saja, membahas tentang sejarah dan yang dibahas sejarah bermacam-macam gempa di jepang pula. Tentunya penuh dengan hal-hal teknis yang membosankan.
Tapi nyatanya, saya nonton tak bergeming sampai acaranya habis tanpa merasa bosan. NHK mengemasnya dengan cara yang menarik dengan ilustrasi dan peragaan campuran antara film dokumenter dan film samurai. Selain pembawa acara dan bintang tamu komedian untuk memeriahkan suasana, mereka juga mengundang profesor ahli sejarah dan ahli gempa untuk memberikan informasi pada para pemirsa NHK.
Yang paling membuat saya betah adalah cara penyajian yang memberikan kaitan antara kejadian gempa masa lalu dengan timeline sejarah Jepang.

Continue reading

Khotbah Idul Adha

Sholat idul adha yang diselenggarakan oleh masjid Nagoya pada tahun 2017 kali ini diadakan di Nippon Gaishi Hall. Yang direncanakan mengantarkan khotbah idul adha berhalangan hadir sehingga diganti oleh seorang anak muda umur 20an tahun. Tema khotbah yang disampaikan anak muda tersebut ternyata bagus dan aktual.

Si anak muda ini membahas topik aktual yang langsung menyangkut masa depan komunitas muslim di Jepang yaitu orang-orang muda anak keturunan muslim yang lahir dan besar di Jepang. Anak-anak muda ini biasanya ada pada usia sekolah, dari umur SMP dan SMA (belasan tahun) hingga masa kuliah (umur duapuluhan).

 

Banyak yang tidak sadar, betapa banyak anak-anak muda ini pada dasarnya tidak suka (malah ada yang cenderung benci) pada Islam. Mereka dididik secara Islami dengan keras oleh orang tua mereka masing-masing, tapi tidak disiapkan hatinya untuk menerima dan mencintai agama. Melaksanakan sholat, puasa, sedekah, semua karena disuruh oleh orang tua, bukan karena Allah. Dipaksa dan disuruh, bukan diajarkan untuk memahami dan mencintai.
Belum lagi berita2 media tentang kekerasan di daerah timur tengah yang identik dengan Islam. Ditambah lagi menjadi saksi perilaku buruk orang2 dewasa muslim yang tinggal di Jepang, lengkap dengan melanggar aturan, kasar, bermulut kotor, sampai jorok dalam membuang sampah. Makin buruk saja citra Islam di mata mereka. Bagi anak-anak muda ini, jargon-jargon seperti Islam itu indah, Islam itu damai, Islam itu solusi, kebersihan bagian dari iman, tak lebih dari jargon omong kosong tanpa praktek langsung para penganutnya.

Kebanyakan anak-anak muda ini lebih suka mengambil jalan pintas dan praktis dalam memahami yaitu menilai dari perilaku para penganutnya. Tak banyak yang tertarik untuk mendalami lebih lanjut dari membaca atau berdiskusi langsung dengan para pakar, apalagi mengingat jiwa anak muda yang lebih suka praktis dan meledak-ledak.

Betapa anak-anak muda ini butuh bimbingan yang sesuai dengan umur dan kondisi lingkungan mereka, bukan berdasarkan lingkungan di mana orang tua mereka tumbuh dan dididik Islam di negara yang mayoritas muslim. Mereka mendapatkan pengaruh budaya dan kebiasaan di negara tempat mereka tumbuh, dan jika ingin tetap memelihara identitas mereka sebagai muslim, mau tak mau harus menyesuaikan diri dan mengadopsi pemahaman Islam yang berbeda secara sosial dibandingkan pemahaman orang tua mereka.
Problem ini memang melanda anak-anak muda turunan muslim yang lahir dan besar di negeri berpenduduk mayoritas non muslim, tidak hanya di jepang melainkan juga negara-negara Eropa, Amerika, Australia, dll.

Si anak muda yang ceramah sendiri mengaku, hingga 3 tahun yang lalu dia anti pati terhadap Islam beserta segala aktivitas dan atributnya. Dia bilang dirinya beruntung menemukan jalannya sendiri (bertemu dengan orang yang menginspirasi untu belajar lebih lanjut), tapi masih banyak anak-anak muda turunan muslim lainnya yang tidak seberuntung dirinya menemukan sendiri jalan menuju Islam. Malah masih banyak yang mengaku muslim sekedar menyenangkan orangtua mereka. Masih ada yang merasa terpaksa menerima Islam karena masalah kultural dibanding masalah religius. Belum lagi anak-anak muda yang terjerumus bergaul dengan kelompok radikal lalu dicuci otaknya untuk membenci dan menjadi angry young men yang siap meluluh lantakkan hal yang dibenci.
Khotbah yang singkat, disampaikan dalam bahasa Jepang dicampur sedikit bahasa Inggris. Jadi kepikir bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak di Jepang sembari mengenalkan Islam dengan cara yang tepat dan menyenangkan bagi si anak.

Tadi setelah khotbah, saya sempat salaman sama si anak muda sambil ngobrol sedikit memberikan support.

Continue reading

Pendekar Telat Belajar

ChenFake

Grandmaster Taichi, Chen Fake (1887 – 1957)

Ahli beladiri hebat biasanya mulai belajar dan berlatih sejak usia dini, apalagi jika orangtuanya adalah praktisi beladiri terkemuka. Diantara banyak pendekar kungfu terkenal, ada dua nama yang belajar kungfu agak telat walaupun ayah mereka adalah pendekar terkenal. Yang pertama adalah Huo Yuanjia, pendekar kungfu Mizongyi yang kisah hidupnya pernah difilmkan dengan bintang Jet Li. Yang kedua adalah Chen Fake, seorang grandmaster Taichi yang akan saya bahas di sini.

Continue reading

Resensi Buku: Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?


Kurang lebih sekitar seribu empat ratus tahun!

Umur kelompok Syiah memang sudah mencapai kurang lebih 1400 tahun.

Bibitnya sudah muncul sejak terpilihnya Abu Bakar As-siddiq sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah Muhammad SAW, hal yang membuat Ali bin Abi Thalib RA merasa haknya direbut. Butuh 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah untuk membuat Ali bin Abi Thalib RA akhirnya bersedia membai’at Abu Bakar sebagai khalifah. Syiah yang berasal dari kata Syīʻatu ʻAlī yang berarti para pendukung Ali benar-benar terpisah dari mayoritas Sunni (ahl as-sunnah wa l-jamāʻah) ketika Ali bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4 dan imam pertama Syiah syahid terbunuh pada bulan Ramadhan 40H (Januari 661M).

Continue reading

Kontroversi sosok Abdullah bin Saba’

Pernah mendengar atau membaca tentang orang yang bernama Abdullah bin Saba’?
Tahukah kalian kalau sosok Abdullah bin Saba’ eksistensinya dipenuhi kontroversi dengan teori-teori yang berbeda pula? Bahkan tak sedikit para peneliti sejarah menganggap bahwa sosok Abdullah bin Saba’ sebagai tokoh mitos yang fiktif, tokoh legenda atau semi-legenda sekedar rekaan beberapa pihak yang ingin mencari kambing hitam beberapa peristiwa kelam di akhir pemerintahan khalifah ke-3 Utsman bin Affan hingga pemerintahan khalifah ke-4 Ali bin Abi Thalib. Malah diantara pro-tokoh nyata, masih banyak peneliti  sejarah berbeda pendapat tentang latar belakang keyahudian Abdullah bin Saba’.

Continue reading

Japan, I still believe in You

Hari minggu kemarin, aku dan istri mengajak anak kami Reika pergi ke taman kota yang letaknya tak jauh dari rumah agar dia bisa bermain di luar. Maklumlah, main di dalam apartemen yang sempit kadang membuat Reika tak betah. Walau sedang musim dingin, cuaca cukup hangat untuk bermain di siang hari.

Continue reading